BAB I
PENDAHULUAN
Potensi pemuda untuk masuk ke dunia politik
di Indonesia tidaklah kecil. Potensi mereka justru dapat dikatakan
besar.Potensi yang besar itu sekarang ini di Indonesia jarang yang dikembangkan
dan dibina terus menerus, hal ini terlihat paritisipasi pemuda dalam partai
politik masihlah kecil, walaupun ada juga yang ikut dalam partai politik serta
berpengaruh terhadap politik di Inonesia.
Partisipasi mereka dalm kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan politik juga masihlah kecil padahal merekalah yang nantinya akan
menentukan nasib bangsanya Dunia politik di Indonesia didominasi oleh
orang-orang yang lebih tua serta lebih banyak pengalaman dibandingkan dengan
orang muda. Orang muda disini dapat dikatakan mereka yang berumur di bawah 25
tahun.
Mereka dianggap kurang berpengalaman untuk ikut serta
dalam Mempengaruhi situasi politik di Indonesia, mereka tidak diberi
kepercayaan untuk ikut membuat kebijakan-kebijakan dalam organisasi politik
yang berpengaruh bagi banyak orang. Orang-orang tua ini yang lebih
berpengalaman takut apabila kebijakan-kebijakan yang orang muda buat merugikan
banyak pihak.Untuk dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki
orang-orang muda dam berpolitik sebaiknya orang-orang muda ini diberi
pendidikan politik di sekolah maupun diberi aktivitas-aktivitas yang berkaitan
dengan politik.
Hal itu dilakukan agar mereka mendapat pengetahuan lebih
tentang politik serta terbiasa dengan hal-hal yang berkaitan dengan
politk.Pendidikan maupun aktivitas politik ini mungkin dapat diberikan pada
saat SMA atau bahkan SMP agar mereka terbiasa dengan hal-hal yang berkaitan
dengan politik sehingga nantinya minat mereka untuk masuk ke dunia politik di
masa yang akan datang dan dapat memperbaiki kondisi politik di
Indonesia.Orang-orang muda yang terjun dapat memberikan banyak manfaat dalam
merubah kondisi politik di Indonesia saat ini yang kurang baik.
Pemikiran-pemikiran mereka yang cerdas serta cara pikir atau
pandang mereka yang baik mungkin dapat memperbaiki kondisi politik
di Indonesia. Kondisi politik diIndonesia yang saat ini diwarnai
dengan golongan elite yang menjadikan politik sebagai tempat untuk mendapatkan
kekuasaan dan uang sehingga mereka tidak memikirkan orang lain, yang mereka
pikirkan hanyalah mendapat kekuasaan serta uang yang mengakibatkan
kepentingan-kepentingan orang lain terlupakan.
Golongan elite dalam dunia politik ini tidak lain adalah
orang-orang tua yang yang hanya memikirkan kehidupan mereka dari pada
memikirkan kehidupan orang lain. Dengan pemikiran mereka yang cerdas
orang-orang muda diharapkan dapat memperbaiki kondisi politik
di Indonesia menjadi lebih baik Orang-orang tua yang sudah terlebih
dahulu masuk ke dunia politik diharapkan memberikan kepercayaan dan kesempatan
pada orang-orang muda agar dapat masuk ke dunia politik di Indonesia.
Dengan masuknya orang-orang muda dalam dunia politik
di Indonesia diharapkan kondisi politik di Indonesia dapat
berubah dan dapat mensejahterahkan kehidupan banyak orang.
BAB II
PEMBAHASAN
“berikan padaku 10 pemuda revolusioner, maka akan ku
guncang dunia…” (Soekarno,Proklamator RI)
Angkatan’08 menjadi awal dari
revolusi yang digawangi oleh pemuda dengan lahirnya Budi Utomo. Disusul dengan
angkatan’28 dengan Sumpah Pemudanya yang menjadi momentum konsolidasi nasional,
kaitannya dengan perjuangan bangsa meraih kemerdekaan. Proklamasi kemerdekaan
’45 pun tidak lepas dari kegigihan pemuda yang “menekan” golongan tua untuk
memproklamasikan kemerdekaan RI.
Selain itu, cerita dari angkatan ’66 dengan tumbangnya
Soekarno dan lahirnya orde baru, angkatan ’74 dengan peristiwa malarinya,
angkatan ’98 yang meruntuhkan Soeharto dengan orde barunya telah menjadi bukti
bahwa keberadaan pemuda tidak sebatas dalam ranah advokasi semata. Lebih dari
itu pemuda juga terlibat jauh dalam dinamika konstelasi politik nasional.
A. Peran Pemuda dalam Manifestasi Demokrasi terhadap
Pemilihan Umum
Ironisnya sebagian besar pemuda sebagai salah satu komponen
masyarakat yang memegang peranan dalam menentukan arah kebijakan suatu
pemerintahan.menjadi roda penggerak masyarakat, belum menyadari peranan pemilu
dalam kehidupan demokrasi. Penyebabnya adalah pemuda belum mengerti arti
penting pemilu dalam kehidupan bernegara, sehingga muncul paradoks terhadap
esensi pemilu.
Berbagai fakta ditemukan dalam praktek pelaksanaanya. Mulai dari
perubahan cara memilih yang semula dicoblos menjadi dicentang kemudian
ukuran surat suara yang terlalu besar seakan-akan menggambarkan bahwa
pemilu tidak memudahkan masyarakat untuk menentukan siapa yang akan menjadi
pengemban amanah mereka. Hal tersebut semakin menjadi ketika pemuda
merasa kecewa karena propaganda yang dielukan oleh politisi ketika berkampanye
pada pemilu sebelumnya tak kunjung direalisasikan. Sehingga keikutsertaan
pemuda dalam pemilu dapat dikatakan tidak berpengaruh.
Padahal jika mereka mau menelisik lebih dalam mengenai
esensi pemilu itu sendiri, mereka akan menemukan peran penting pemilu guna
terselenggaranya tatanan pemerintahan yang dinamis. Sebagaimana yang dijabarkan
dalam UUD 1945 Pasal 22E ayat 2, “Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil
Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.” Sebagai contoh, jika ada sepuluh
saja pemuda yang tidak turut serta dalam pemilihan umum, sama artinya dengan
membuka peluang sekian persen untuk dipimpin oleh politisi yang tidak
diinginkan selama ini.
Dan pemuda yang tidak turut serta dalam pemilihan umum
merupakan pemuda yang antipati pada dunia pemilu, politik, kenegaraan, lebih
pada pemuda yang tidak mengerti arti demokrasi serta acuh terhadap negerinya.
Jika ada pandangan negatif tentang pemilu, politik, perlu adanya pelurusan dan
pemahaman ke arah sana. Sehingga melalui pemilihan umum inilah para pemuda
dapat mempelajari makna demokrasi yang dilambangkan melalui pemilu.
1Wawasan, Senin, 16 Febuari 2009, hlm
Mengingat tujuan utama pemilu adalah mencari, menentukan
pemimpin-pemimpin dalam pemerintahan, maka sebagai insan politik yang
menjunjung tinggi tujuan nasional, partisipasi aktif dalam menggunakan hak
pilihnya memberikan pengaruh terhadap kelanjutan pemerintahan yang dijalankan
oleh wakil mumpuni yang benar-benar pilihan masyarakat luas
demi masa depan yang lebih baik
.
Pemilu secara tidak langsung juga meningkatkan
kepekaan pemuda dalam situasi politik yang sedang terjadi agar tidak
menimbulkan euforia pemilu yang berkelanjutan. Seperti yang sedang terjadi,
situasi menjelang pemilu 2009 menunjukkan bahwa pemilu adalah wahana untuk
menyuarakan demokrasi secara berlebihan.
Tidak hanya turut aktif dalam menyampaikan aspirasi politik
pemuda dalam pemilu namun berpartisipasi dalam mensosialisasikan esensi pemilu
itu sendiri kepada pemuda lainnya yang berpandangan sempit tentang pemilu
seharusnya dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran politik masyarakat pada
umumnya, khususnya pemuda.
Hal ini mengingatkan akan arti dari budaya demokrasi
partisipan,yakni budaya politik yang anggota masyarakatnya sangat partisipatif
terhadap semua objek politik, yang erat kaitannya dengan demokrasi Pancasila.
Ahmad Zaelani salah satu tokoh pemuda dari Cibarusah
melakukan audensi dengan pengurus KPUD Kab Bekasi,senin ( 17/10) di ruang kerja
Ketua KPUD Idham Holik bersama beberapa rekan kerjanya yaitu anggota
komisioner Zaki Hilmi, Jajang Wahyudin, dan Novan Andri Purwansjah.
Menurut Ahmad ,sejauh ini dunia politik di mata kaum muda
masih di anggap tabu,ribet dan kotor sehingga kalangan muda tidak antusias
untuk menggunanakan hak pilih nya ,untuk itulah KOPIDASI hadir untuk
menjembatani Gab atau batasan yang selama ini sudah berlangsung ,agar mengajak
kembali kaum muda untuk peduli politik dan menjadi pemilih yang cerdas dan
realisitis.
“ hadir nya KOPIDASI di saat Pilkada Kab Bekasi untuk
menjembatani peranan pemuda di Kab Bekasi yang selama ini beropini negatif tentang
politik praktis,sehingga menjadi pemilih muda yang cerdas dan realistis
membangun kesadaran politik pemuda, meningkatkan partisipasi pemilih, dan
menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi outputnya adalah menjadikan pemilih
cerdas dan rasional, ,” Ujar Ahmad Zaelani.
Sementara itu ,Ketua KPUD Kab Bekasi Idham Holik menyambut
baik kedatangan rekan-rekan pemuda yang tergabung dalam KOPDASI ,Dia berharap
agar lewat komunitas tersebut kesadaran pemilih pemuda semakin bertambah banyak
,dan tetap independen ,sehingga nilai-nilai demokrasi semakin lebih baik lagi
di Kab Bekasi.
“ Saya menyambut baik kehadiran dan kunjungan dari
Rekan-rekan pengurus KOPIDASI dan semoga semakin menyadarkan kaula muda untuk
pentingnya menjadi pemilih yang cerdas dan realistis .” ujar Ketua KPUD yang
masih muda ini. ( edi yp)
Oleh karena itu, sebagai kumpulan kaum muda, Komunitas
Pemilih Pemuda Bekasi (Kopidasi) melakukan audiensi dengan KPU Kabupaten
Bekasi, Senin (17/10) sore. Audiensi tersebut guna mengembangkan gagasan
politik kepemudaan.
Ketua Umum Kopidasi, Ahmad Djaelani menilai bahwa konten
politik saat ini belum dikemas sesuai karakteristik anak muda. Selain itu,
penetrasi politik pun belum menyentuh ruang aktivitas anak muda. “Citra politik
masih dinilai kotor dan tabu untuk anak muda,” ujarnya kepada Beritaekspres.com,
Rabu (19/10/2016).
Sejatinya, peran pemuda selalu dibutuhkan untuk mengisi
kebuntuan politik. Ironinya, imbuh Djaelani, pemuda hari ini masih terlalu
elergi dengan dinamika politik lantas menarik diri dari segala perilaku politik
yang ada. “Gagasan kami adalah menjembatani gap realitas politik yang
rumit dengan realitas anak muda yang simpel dan praktis,” jelas Djaelani.
Djaelani mengungkapkan bahwa gerakan Kopidasi adalah
membangun kesadaran politik pemuda, meningkatkan partisipasi pemilih, dan
menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. “Outputnya adalah menjadikan pemilih
cerdas dan rasional,” tegasnya.
Adapun, gagasan yang ingin digaungkan oleh Kopidasi adalah
menciptakan ruang eksistensi pemuda, memahami karakteristik pemuda, dan
pelibatan aktif pemuda dalam pelaksanaan demokrasi elektoral.
“Program yang diusung oleh Kopidasi adalah untuk membangun
kesadaran anak muda Kabupaten Bekasi tentang pentingnya pilkada, menumbuhkan
rasa ingin terlibat anak muda Bekasi dalam pilkada serta meningkatkan
partisipasi anak muda Kabupaten Bekasi,” paparnya.
Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Bekasi, Idham Holik
mengapresiasi gagasan yang disampaikan oleh rekan-rekan Kopidasi. Apa yang dilakukan oleh Kopidasi, menurut Idham adalah
bentuk partisipasi dan kepedulian pemuda terhadap politik. Ia pun menghimbau kepada rekan-rekan Kopidasi agar tetap
teguh dalam menjaga independensi. “Pemuda harus memegang teguh idealisme
meskipun terkadang menemui kesunyian,” tandasnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
- Partisipasi politik pemuda sangat diperlukan agar kemunculan pemuda dalam keterlibatan politik tidak hanya dengan bermodalkan pembaharuan secara fisik ataupun umur, namun pandangan segar kaum muda yang terefleksikan oleh visi dan misi kepemimpinannya juga harus menunjukkan semangat perubahan. Dengan mengoptimalkan kemunculan kaum muda dalam politik, serta dibarengi oleh sebuah semangat perubahan yang diusung, efektifitas sistem multi partai yang merupakan realitas di Indonesia akan secara utuh terwujud.
- Kaum Pemuda memiliki kesempatan yang besar untuk meningkatkan partisipasi politiknya. Keberadaam pemuda dalam sepak terjang partai politik dapat pula dianalisa sebagai satu faktor yang berpengaruh. Fenomena tersebut secara umum telah menunjukan bagaimana peran pemuda sebagai salah satu faktor yang cukup berpengaruh dalam kehidupan politik di Indonesia. Langkah pemudaan partisipasi politik oleh pemuda di Indonesia merupakan sebuah urgensi yang harus benar-benar terealisasi.
- Dengan kemunculan sosok pemuda yang memiliki ideologi jelas yang meliputi sistem politik, demokrasi sosial dan ekonomi pasar sosial dan hal tersebut dapat terjawantahkan secara konsisten, diharapkan akan tercipta sebuah efektivitas sistem multi partai yang merupakan sebuah realitas di Indonesia. Keterlibatan Pemuda secara progresif merupakan perwujudan dari upaya pembangunan semangat kebangsaan yang belandas kepada cita bangsa secara utuk menuju masa depan Indonesia yang membanggakan.
B. Saran
- Diharapkan kaum muda dapat lebih berpartisipasi dalam pemilihan pilkada agar negara indonesia dapat memiliki pemimpin daerah yang benar-benar peduli terhadap masyarakatnya karena seperti yang kita ketahui bahwa Pemuda adalah tumpuan masa depan yang berperan besar dalam momentum menentukan calon pemimpin daerah
http://www.beritaekspres.com/2016/10/19/sukseskan-pilkada-kabupaten-bekasi-kopidasi-garap-anak-muda/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar