BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Bekasi terkenal dengan kesemrawutan lalu lintas dan kemacetan
yang terjadi setiap hari. Juga padatnya lahan perumahan dan pertokoan.
Bantargebang yang bermasalah sebagai TPA sampah warga DKI Jakarta, padahal
Bantargebang bisa dibilang menjadi urat nadi perekonomian kota. Kota Bekasi
menjadi kota yang supersibuk karena selain harus melayani warga dari daerah
sendiri juga dari wilayah-wilayah yang mengelilinginya seperti DKI Jakarta,
Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bekasi.
Usianya sebagai kota otonom memang belum lama, baru lima tahun pada
10 Maret 2002. sebelumnya Kota Bekasi berstatus sebagai Kecamatan Bekasi yang
kemudian menjadi kota administratif (Kotif) tahun 1982 di bawah Kabupaten
Bekasi.
Perkembangan Kota Bekasi sudah terlihat sewaktu masih berstatus
sebagai kecamatan dan kota administratif. Jumlah penduduk Bekasi kian
membengkak karena migrasi penduduk dari luar. Misalnya pada tahun 2000 laju
pertumbuhan penduduk Kota Bekasi yang 5,18 persen, sebanyak 3,68 persennya
adalah laju pertumbuhan migrasi. Sayangnya penyebaran penduduk tidak merata di
seluruh wilayah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pertambahan pendududuk
Laju pertambahan penduduk Kota Bekasi,
menurut Sensus Penduduk 2000, mencapai 3,49 persen. Pertambahan penduduk
Kota Bekasi lebih
besar disebabkan migrasi. Penyebab tingginya migrasi tidak lain adalah
berkembangnya Kota Bekasi menjadi pusat ekonomi dan pusat bisnis.
”Ini disebabkan letak Kota Bekasi yang
berada di jalur ekonomi yang dinamis, yakni antara Jakarta dan Jawa Barat,”
kata pengamat dari Universitas Islam 45 Bekasi, Harun
Al Rasyid.
”Kota Bekasi berkembang pesat karena terimbas perkembangan Jakarta
yang sudah mencapai titik jenuh,” ujar Harun.
Di pihak lain, tingginya laju pertambahan penduduk Kota Bekasi menimbulkan
beragam persoalan bagi Kota Bekasi. Mulai dari masalah kemiskinan, pengangguran,
kriminalitas, sampai transportasi, pendidikan dan kesehatan, serta interaksi
sosial masyarakat.
Sampai akhir 2007, jumlah keluarga prasejahtera di Kota Bekasi tercatat
sebanyak 20.448 keluarga, atau bertambah 1.700 keluarga dibandingkan dengan
tahun 2006.
Begitu pula persoalan pengangguran. Hingga tahun 2006 masih
terdapat 187.944 orang di Kota Bekasi yang
menganggur dan sebanyak 43.742 orang lainnya sedang mencari kerja.
Persoalan juga tampak pada maraknya kasus kriminalitas di wilayah
Kota Bekasi.
Sosiolog dari Universitas Islam 45 Bekasi, Andi
Sopandi, mengatakan," Kota Bekasi mendapat sorotan kurang menguntungkan akibat
tingginya kasus kejahatan yang terjadi di wilayah ini."
A. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Sejak
awal tahun 2000-an pertumbuhan penduduk Kota Bekasi mengalami sedikit penurunan dibandingkan periode tahun 1990-an.
Pada awal tahun 1990- an laju pertumbuhan penduduk Kota Bekasi masih sekitar 6,29%
sedangkan pada awal tahun 2000 menjadi 5,19% dan pada tahun 2003 sebesar
4,79%, namun demikian persebaran penduduk di Kota Bekasi
masih belum merata.
Dengan jumlah penduduk Kota Bekasi pada tahun 2003
mencapai 1.845.005 jiwa yang terdiri dari 930.143 jiwa penduduk laki-laki dan
914.862 jiwa penduduk perempuan,
sebagian besar adalah penduduk di kecamatan
Bekasi Utara. Padahal kecamatan yang terluas wilayahnya adalah kecamatan
Bantargebang.
Jumlah penduduk di kecamatan Bekasi Utara sebesar 236.303 jiwa
kemudian kecamatan Pondok Gede sebesar 232.110 jiwa. Sementara Kecamatan
Jatisampurna memiliki jumlah penduduk paling sedikit yaitu 103.952 jiwa.
Tabel jumlah penduduk menurut
jenis kelamin 2003
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
Kecamatan
Pondok Gede
Jati Sampurna
Jati Asih
Bantar Gebang
Bekasi Timur
Rawa Lumbu
Bekasi Selatan
Bekasi Barat
Mewdan Satria
Bekasi Utara
TOTAL
|
Laki-Laki
117.016
52.406
90.260
80.850
103.426
87.049
95.666
112.023
72.317
119.130
930.143
|
Perempuan
115.094
51.546
88.778
79.521
101.724
85.619
94.095
110.183
71.129
117.173
914.862
|
Jumlah
232.110
103.952
179.038
160.371
205.150
172.668
189.761
222.206
143.446
236.303
1.845.005
|
Sumber:
BPS Kota Bekasi 2003
B.Sebaran
dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk Kota Bekasi adalah 1.845.005 jiwa,
menempati area seluas 210,49 km2. Jadi, kepadatan penduduk rata-rata
Kota Bekasi adalah 7.780 jiwa per km2. Jika ditinjau per kecamatan,
kepadatan tertinggi di Kecamatan Bekasi Timur, yaitu 15.707 jiwa per km2,
dan terendah di Kecamatan Jatisampurna yaitu 3178 jiwa per km2.
Berikut ini adalah tabel kepadatan penduduk pada setiap kecamatan di Kota
Bekasi.
Tabel luas wilayah, jumlah dan kepadatan penduduk kota
bekasi 2002
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
KECAMATAN
Bekasi Timur
Bekasi Barat
Bekasi Selatan
Bekasi Utara
Rawalumbu
Pondok Gede
Jatiasih
Jatisampurna
Bantar Gebang
Bekasi Satria
TOTAL
|
LUAS (Km²)
13,49
18,89
14,96
19,65
15,67
24,37
24,49
22,48
41,78
14,71
210,49
|
Jumlah penduduk
211.893
219.548
158.571
209.029
141.058
238.246
134.540
71.440
134.540
122.545
1.637.610
|
Kepadatan penduduk
15.707
11.622
10.599
10.637
9.002
9.776
5.493
3.178
3.220
8.331
7.780
|
Sumber:
BPS Kota Bekasi 2002
C.Tenaga kerja
Jumlah penduduk Kota Bekasi yang berumur 10 tahun ke
atas adalah sebanyak 1.322.063 jiwa. Dari jumlah tersebut, yang merupakan
angkatan kerja sebanyak 720.697 jiwa atau 54,51%, dan yang bukan angkatan kerja
sebanyak 601.366 jiwa atau 45,49%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel jumlah penduduk berumur 10 tahun keatas menurut jenis
kegiatan
No
1.
2.
|
Jenis Kegiatan
Angkatan Kerja
- Bekerja
- Mencari Pekerjaan
Bukan Angkatan Kerja
- Sekolah
- Mengurus Rumah Tangga
- Lainnya
Jumlah
|
Penduduk
720.697
625.184
95.513
601.366
304.342
265.366
31.658
1.322.063
|
Persentase
54,51
47,29
7,22
45,49
23,02
20,07
2,39
100,00
|
Sumber:
BPS Kota Bekasi 2003
Jumlah angkatan kerja di Kota Bekasi yang berjumlah
720.697 jiwa, terbagi dalam dua kategori yaitu 625.184 jiwa berstatus bekerja
dan sisanya, 95.513 jiwa berstatus pencari kerja.
Dari 625.184 jiwa yang
bekerja, terbagi dalam berbagai lapangan usaha. Jumlah terbesar bekerja pada
sektor jasa-jasa, sebanyak 188.435 jiwa atau 30,14%, disusul sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebanyak 148.260 jiwa atau 23,71%, baru kemudian
disusul sektor-sektor lainnya.
Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk yang
bekerja, menurut lapangan usaha.
Tabel jumlah penduduk berumur 10 tahun keatas bekerja
menurut lapangan usaha tahun 2003
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan/Konstruksi
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Pengangkutan
Bank dan Lembaga Keuangan
Jasa-jasa
Lainnya
Jumlah
|
Jumlah Penduduk
17.839
5.085
121.752
12.229
62.313
148.260
56.071
15.654
188.435
546
625.184
|
Presentase
2,37
0,81
19,47
1,96
9,97
23,71
8,97
2,50
30,14
0,10
100,00
|
Sumber:
BPS Kota Bekasi 2003
2. Migrasi
Migrasi adalah salah satu fenomena
penduduk yang dipelajari dalam studi geografi. Migrasi merupakan salah
satu dari tiga faktor dasar yang mepengaruhi pertumbuhan penduduk.
Migrasi
dapat meningkatkan jumlah penduduk apabila jumlah penduduk yang masuk ke suatu
daerah lebih banyak daripada jumlah penduduk yang meninggalkan wilayah
tersebut. Sebaliknya, migrasi dapat mengurangi jumlah penduduk jika jumlah
penduduk yang masuk ke suatu wilayah lebih sedikit daripada jumlah penduduk
yang meninggalkan wilayah tersebut.
Telaah migrasi secara regional dan lokal
sangat penting, berkaitan dengan densitas atau kepadatan dan distribusi
penduduk yang tidak merata. Ketidakmerataan ini antara lain di sebabkan faktor
pendorong dan penarik bagi orang-orang yang bermigrasi. (Munir, 2010, hlm.133).
Berdasarkan Sensus Penduduk (SP) tahun 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010 tidak
satu provinsi pun yang tidak mengalami migrasi penduduk, baik migrasi masuk
maupun migrasi keluar.
Migrasi dapat didefinisikan sebagai
perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain, baik sifatnya
permanen (bertempat tinggal di tempat yang baru paling sedikit 340 hari) atau
semi permanen (hanya tinggal selama 15 hari dihitung dari awal kepindahannya ke
tempat tersebut), yang melewati batas administratif atau batas bagian dalam
suatu negara atau daerah atau juga melampaui batas politis atau batas negara.
(Pratiwi, 2007, hlm.2).
Kota memegang peranan penting dalam
perkembangan masyarakat, kota menjadi wadah kegiatan manusia, karena memiliki
fasilitas yang lengkap dalam memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan sosial,
pendidikan dan ekonomi. Oleh sebab itu, fenomena migrasi dari desa ke kota
muncul di berbagai kota besar. Lebih spesifik lagi adalah terjadinya migrasi
yang cukup besar menuju Kota Bekasi, yang struktur ekonominya berbasis pada
sektor-sektor industri.
Kota Bekasi merupakan salah satu Kota di
Propinsi Jawa Barat yang menarik banyak migran dari daerah lain. Kepala Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bekasi Alexander Zulkarnain,
mengatakan wilayah Kota Bekasi tiap tahun menjadi tujuan bagi para pendatang
baru usai Lebaran.
Rata-rata kenaikan jumlah penduduk di Kota Bekasi mencapai
3.4 persen dari total jumlah penduduk pertahun. Laju pertumbuhan penduduk
didominasi oleh migrasi sebanyak 2.2 persen, sedangkan 1.2 persen merupakan
peristiwa kematian dan kelahiran.
Jumlah penduduk dan laju pertumbuhan
penduduk di Kota Bekasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tahun
2013
2012
2011
2010
2009
2008
|
Jumlah Penduduk
2.523.032
2.448.291
2.376.794
2.334.871
2.176.743
2.128.384
Rata-rata
|
Pertambahan Penduduk
74.741
71.497
41.923
158.128
48.359
-
78.929
|
LPP
3
3
2
6.77
2.22
-
3,4
|
Sumber : BPS Kota Bekasi, 2014
Berdasarkan tabel, jumlah penduduk Kota
Bekasi setiap tahunnya selalu bertambah, rata-rata pertambahan penduduk 78.000
orang pertahun dengan laju pertumbuhan penduduk berkisar 3.4 persen. Migrasi
merupakan faktor dominan dalam pertumbuhan penduduk di Kota Bekasi, Berdasarkan
data dari BPS Kota Bekasi, migrasi seumur hidup sebesar 63,27 persen. “Artinya,
setiap 100 orang penduduk Kota Bekasi, 60 orang diantaranya merupakan pendatang
atau kelahiran luar Kota Bekasi.”
Kota Bekasi secara administratif berbatasan
langsung dengan DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara, mempunyai peranan yang
sangat besar dalam menerima dan mendistribusikan barang-barang industri, hasil
pertanian dan sebagainya. Sebagaimana kota besar lainnya, Kota Bekasi merupakan
pusat kegiatan ekonomi,
sebagai pusat kegiatan ekonomi, di Kota Bekasi
terdapat banyak industri dari skala kecil hingga skala besar. Kota Bekasi juga
sebagai pusat perdagangan, di kota Bekasi banyak terdapat pusat perbelanjaan
seperti supermarket, mall, dan pusat grosir.
Pesatnya perkembangan Kota Bekasi
menjadikan Kota Bekasi magnet yang kuat untuk dijadikan tujuan bermigrasi.
Banyak penduduk dari luar Kota Bekasi yang datang ke Kota Bekasi dengan harapan
bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Salah satu kantong migran di Kota Bekasi
adalah Kecamatan Bantargebang. Berdasarkan data dari Kecamatan Bantargebang
Kota Bekasi, jumlah migran yang tercatat di Kecamatan Bantargebang selalu
meningkat setiap tahunnya. Total migrasi nettto dalam 5 tahun terakhir tercatat
berjumlah 679 orang.
Jumlah migran di Kecamatan Bantargebang dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel Jumlah
Migran di Kecamatan Bantargebang
Tahun
2013
2012
2011
2010
2009
Total
|
Migrasi Masuk
354
335
321
327
312
1649
|
Migrasi Keluar
198
201
187
194
190
970
|
Migrasi Netto
156
134
134
133
122
679
|
Sumber : Kecamatan Bantargebang Dalam Angka, 2010-2014
Berdasarkan tabel, terungkap bahwa jumlah
migrasi masuk selalu lebih besar jika dibandingkan dengan migrasi keluar. Angka
migrasi masuk ke Kecamatan Bantargebang dalam rentang waktu 5 tahun berjumlah
1649 orang,
sedangkan angka migrasi keluar pada rentang tahun yang sama
berjumlah 970 orang. Tidak mengherankan jika jumlah penduduk Kecamatan
Bantargebang selalu bertambah setiap tahunnya, salah satunya berasal dari
surplus migran.
Pada kenyataannya, jumlah penduduk yang
melakukan aktivitas perpindahan penduduk lebih banyak dari yang tercatat,
mengutip pernyataan dari Kepala BPS Kota Bekasi bahwa “migrasi seumur hidup di
Kecamatan Bantargebang berjumlah 51,24 persen” (Radar Bekasi, Selasa, 21
Januari 2014). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 100
penduduk di Kecamatan Bantargebang, 51 orang merupakan penduduk kelahiran luar
Bekasi.
Berdasarkan orientasi wilayah di Kota Bekasi,
Kecamatan Bantargebang termasuk kedalam daerah yang wilayahnya masih
berorientasi perdesaan, dimana 60% penggunaan lahannya didominasi oleh
pertanian, lahan kosong dan kawasan tidak terbangun. Rencana Tata Ruang dan
Wilayah Kota Bekasi mengkategorikan Kecamatan Bantargebang kedalam Bagian
Wilayah Kota tipe 3 dengan arah pengembangan berupa perumahan berkepadatan
sedang dan rendah, pertanian, industri dan jasa.
Berdasarkan arahan
pengembangan tersebut Kecamatan Bantargebang tidak memiliki fasilitas
pendidikan, hiburan, rekreasi yang lengkap. Namun demikian Kecamatan
Bantargebang tetap merupakan daerah tujuan migrasi dari daerah lain.
Keputusan seseorang bermigrasi tidak serta
merta terjadi begitu saja, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keputusan
seseorang migrasi, karena migrasi adalah proses yang menyangkut
individual-individual dengan karakteristik ekonomi, sosial, pendidikan dan
demografi yang berbeda.
Tiap-tiap individu mempunyai kebutuhan tertentu untuk dapat dipenuhi, mempunyai
aspirasi yang ingin dapat terlaksanakan. Apabila di suatu wilayah kebutuhan
tersebut tidak dapat terpenuhi maka akan terjadi tekanan pada orang-orang
tersebut. Tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang di suatu wilayah akan
mengakibatkan tekanan dan hal tersebut akan berujung pada pengambilan keputusan
untuk bermigrasi. (Mantra, 2010, hlm.179).
Banyaknya pelaku migrasi yang memilih
Kecamatan Bantargebang sebagai daerah tujuan mendorong penulis untuk melakukan
penelitian mengenai migrasi penduduk ke Kecamatan Bantargebang.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan :
Dari pembahasan di atas kita dapat
menarik kesimpulan bahwa :
- Laju pertambahan penduduk Kota Bekasi, menurut Sensus Penduduk 2000, mencapai 3,49 persen. Pertambahan penduduk Kota Bekasi lebih besar disebabkan migrasi. Penyebab tingginya migrasi tidak lain adalah berkembangnya Kota Bekasi menjadi pusat ekonomi dan pusat bisnis. ”Ini disebabkan letak Kota Bekasi yang berada di jalur ekonomi yang dinamis, yakni antara Jakarta dan Jawa Barat,”
- Rata-rata kenaikan jumlah penduduk di Kota Bekasi mencapai 3.4 persen dari total jumlah penduduk pertahun. Laju pertumbuhan penduduk didominasi oleh migrasi sebanyak 2.2 persen, sedangkan 1.2 persen merupakan peristiwa kematian dan kelahiran.
B.Saran:
- Melalui makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para pembaca terutama pada pertumbuhan penduduk dan migrasi pada kota bekasi
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar