Jumat, 06 Januari 2017

Pertambahan penduduk dan migrasi seperti penduduk di kota/kabupaten Bekasi



BAB I
PENDAHULUAN



A.  Latar Belakang
          


Kota Bekasi terkenal dengan kesemrawutan lalu lintas dan kemacetan yang terjadi setiap hari. Juga padatnya lahan perumahan dan pertokoan. Bantargebang yang bermasalah sebagai TPA sampah warga DKI Jakarta, padahal Bantargebang bisa dibilang menjadi urat nadi perekonomian kota. Kota Bekasi menjadi kota yang supersibuk karena selain harus melayani warga dari daerah sendiri juga dari wilayah-wilayah yang mengelilinginya seperti DKI Jakarta, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bekasi.


Usianya sebagai kota otonom memang belum lama, baru lima tahun pada 10 Maret 2002. sebelumnya Kota Bekasi berstatus sebagai Kecamatan Bekasi yang kemudian menjadi kota administratif (Kotif) tahun 1982 di bawah Kabupaten Bekasi.


Perkembangan Kota Bekasi sudah terlihat sewaktu masih berstatus sebagai kecamatan dan kota administratif. Jumlah penduduk Bekasi kian membengkak karena migrasi penduduk dari luar. Misalnya pada tahun 2000 laju pertumbuhan penduduk Kota Bekasi yang 5,18 persen, sebanyak 3,68 persennya adalah laju pertumbuhan migrasi. Sayangnya penyebaran penduduk tidak merata di seluruh wilayah.





BAB II
PEMBAHASAN



1. Pertambahan pendududuk

Laju pertambahan penduduk Kota Bekasi, menurut Sensus Penduduk 2000, mencapai 3,49 persen. Pertambahan penduduk Kota Bekasi lebih besar disebabkan migrasi. Penyebab tingginya migrasi tidak lain adalah berkembangnya Kota Bekasi menjadi pusat ekonomi dan pusat bisnis.
”Ini disebabkan letak Kota Bekasi yang berada di jalur ekonomi yang dinamis, yakni antara Jakarta dan Jawa Barat,” kata pengamat dari Universitas Islam 45 Bekasi, Harun Al Rasyid. 

”Kota Bekasi berkembang pesat karena terimbas perkembangan Jakarta yang sudah mencapai titik jenuh,” ujar Harun.

Di pihak lain, tingginya laju pertambahan penduduk Kota Bekasi menimbulkan beragam persoalan bagi Kota Bekasi. Mulai dari masalah kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, sampai transportasi, pendidikan dan kesehatan, serta interaksi sosial masyarakat.

Sampai akhir 2007, jumlah keluarga prasejahtera di Kota Bekasi tercatat sebanyak 20.448 keluarga, atau bertambah 1.700 keluarga dibandingkan dengan tahun 2006.

Begitu pula persoalan pengangguran. Hingga tahun 2006 masih terdapat 187.944 orang di Kota Bekasi yang menganggur dan sebanyak 43.742 orang lainnya sedang mencari kerja.
Persoalan juga tampak pada maraknya kasus kriminalitas di wilayah Kota Bekasi

Sosiolog dari Universitas Islam 45 Bekasi, Andi Sopandi, mengatakan," Kota Bekasi mendapat sorotan kurang menguntungkan akibat tingginya kasus kejahatan yang terjadi di wilayah ini."



A. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

                                


Sejak awal tahun 2000-an pertumbuhan penduduk Kota Bekasi mengalami sedikit penurunan dibandingkan periode tahun 1990-an. 

Pada awal tahun 1990- an laju pertumbuhan penduduk Kota Bekasi masih sekitar 6,29%   sedangkan pada awal tahun 2000 menjadi 5,19% dan pada tahun 2003 sebesar 4,79%, namun demikian persebaran penduduk di Kota Bekasi masih belum merata.

Dengan jumlah penduduk Kota Bekasi pada tahun 2003 mencapai 1.845.005 jiwa yang terdiri dari 930.143 jiwa penduduk laki-laki dan 914.862 jiwa penduduk perempuan, 

sebagian besar adalah penduduk di kecamatan Bekasi Utara. Padahal kecamatan yang terluas wilayahnya adalah kecamatan Bantargebang.

Jumlah penduduk di kecamatan Bekasi Utara sebesar 236.303 jiwa kemudian kecamatan Pondok Gede sebesar 232.110 jiwa. Sementara Kecamatan Jatisampurna memiliki jumlah penduduk paling sedikit yaitu 103.952 jiwa.


Tabel jumlah penduduk menurut jenis kelamin 2003                                             
NO

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kecamatan

Pondok Gede
Jati Sampurna
Jati Asih
Bantar Gebang
Bekasi Timur
Rawa Lumbu
Bekasi Selatan
Bekasi Barat
Mewdan Satria
Bekasi Utara
TOTAL
Laki-Laki

117.016
52.406
90.260
80.850
103.426
87.049
95.666
112.023
72.317
119.130
930.143
Perempuan

115.094
51.546
88.778
79.521
101.724
85.619
94.095
110.183
71.129
117.173
914.862
Jumlah

232.110
103.952
179.038
160.371
205.150
172.668
189.761
222.206
143.446
236.303
1.845.005














Sumber: BPS Kota Bekasi 2003

B.Sebaran dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk Kota Bekasi adalah 1.845.005 jiwa, menempati area seluas 210,49 km2. Jadi, kepadatan penduduk rata-rata Kota Bekasi adalah 7.780 jiwa per km2. Jika ditinjau per kecamatan, kepadatan tertinggi di Kecamatan Bekasi Timur, yaitu 15.707 jiwa per km2, dan terendah di Kecamatan Jatisampurna yaitu 3178 jiwa per km2

Berikut ini adalah tabel kepadatan penduduk pada setiap kecamatan di Kota Bekasi.


Tabel luas wilayah, jumlah dan kepadatan penduduk kota bekasi 2002                                                                                                                                                  
NO

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
KECAMATAN    
               
Bekasi Timur
Bekasi Barat
Bekasi Selatan
Bekasi Utara
Rawalumbu
Pondok Gede
Jatiasih
Jatisampurna
Bantar Gebang
Bekasi Satria
TOTAL
LUAS (Km²)

13,49
18,89
14,96
19,65
15,67
24,37
24,49
22,48
41,78
14,71
210,49
Jumlah penduduk

211.893
219.548
158.571
209.029
141.058
238.246
134.540
71.440
134.540
122.545
1.637.610
Kepadatan penduduk

15.707
11.622
10.599
10.637
9.002
9.776
5.493
3.178
3.220
8.331
7.780















Sumber: BPS Kota Bekasi 2002

C.Tenaga kerja


Jumlah penduduk Kota Bekasi yang berumur 10 tahun ke atas adalah sebanyak 1.322.063 jiwa. Dari jumlah tersebut, yang merupakan angkatan kerja sebanyak 720.697 jiwa atau 54,51%, dan yang bukan angkatan kerja sebanyak 601.366 jiwa atau 45,49%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.


Tabel jumlah penduduk berumur 10 tahun keatas menurut jenis kegiatan
No

1.



2.
Jenis Kegiatan

Angkatan Kerja
- Bekerja
- Mencari Pekerjaan

Bukan Angkatan Kerja
- Sekolah
- Mengurus Rumah Tangga
- Lainnya
Jumlah
Penduduk

720.697
625.184
95.513

601.366
304.342
265.366
31.658
1.322.063
Persentase

54,51
47,29
7,22

45,49
23,02
20,07
2,39
100,00
 Sumber: BPS Kota Bekasi 2003

Jumlah angkatan kerja di Kota Bekasi yang berjumlah 720.697 jiwa, terbagi dalam dua kategori     yaitu 625.184 jiwa berstatus bekerja dan sisanya, 95.513 jiwa berstatus pencari kerja.

Dari 625.184 jiwa yang bekerja, terbagi dalam berbagai lapangan usaha. Jumlah terbesar bekerja pada sektor jasa-jasa, sebanyak 188.435 jiwa atau 30,14%, disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran sebanyak 148.260 jiwa atau 23,71%, baru kemudian disusul sektor-sektor lainnya. 

Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk yang bekerja, menurut lapangan usaha.


Tabel jumlah penduduk berumur 10 tahun keatas bekerja menurut lapangan usaha tahun 2003
No


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Lapangan Usaha


Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan/Konstruksi
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Pengangkutan
Bank dan Lembaga Keuangan
Jasa-jasa
Lainnya
Jumlah
Jumlah    Penduduk


17.839
5.085
121.752
12.229
62.313
148.260
56.071
15.654
188.435
546
625.184
Presentase


2,37
0,81
19,47
1,96
9,97
23,71
8,97
2,50
30,14
0,10
100,00
  
Sumber: BPS Kota Bekasi 2003


2. Migrasi

Migrasi adalah salah satu fenomena penduduk yang dipelajari dalam studi geografi. Migrasi merupakan salah satu dari tiga faktor dasar yang mepengaruhi pertumbuhan penduduk. 

Migrasi dapat meningkatkan jumlah penduduk apabila jumlah penduduk yang masuk ke suatu daerah lebih banyak daripada jumlah penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut. Sebaliknya, migrasi dapat mengurangi jumlah penduduk jika jumlah penduduk yang masuk ke suatu wilayah lebih sedikit daripada jumlah penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut. 

Telaah migrasi secara regional dan lokal sangat penting, berkaitan dengan densitas atau kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata. Ketidakmerataan ini antara lain di sebabkan faktor pendorong dan penarik bagi orang-orang yang bermigrasi. (Munir, 2010, hlm.133). 


Berdasarkan Sensus Penduduk (SP) tahun 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010 tidak satu provinsi pun yang tidak mengalami migrasi penduduk, baik migrasi masuk maupun migrasi keluar.
Migrasi dapat didefinisikan sebagai perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain, baik sifatnya permanen (bertempat tinggal di tempat yang baru paling sedikit 340 hari) atau semi permanen (hanya tinggal selama 15 hari dihitung dari awal kepindahannya ke tempat tersebut), yang melewati batas administratif atau batas bagian dalam suatu negara atau daerah atau juga melampaui batas politis atau batas negara. (Pratiwi, 2007, hlm.2).

Kota memegang peranan penting dalam perkembangan masyarakat, kota menjadi wadah kegiatan manusia, karena memiliki fasilitas yang lengkap dalam memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan sosial, pendidikan dan ekonomi. Oleh sebab itu, fenomena migrasi dari desa ke kota muncul di berbagai kota besar. Lebih spesifik lagi adalah terjadinya migrasi yang cukup besar menuju Kota Bekasi, yang struktur ekonominya berbasis pada sektor-sektor industri.


Kota Bekasi merupakan salah satu Kota di Propinsi Jawa Barat yang menarik banyak migran dari daerah lain. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bekasi Alexander Zulkarnain, mengatakan wilayah Kota Bekasi tiap tahun menjadi tujuan bagi para pendatang baru usai Lebaran. 

Rata-rata kenaikan jumlah penduduk di Kota Bekasi mencapai 3.4 persen dari total jumlah penduduk pertahun. Laju pertumbuhan penduduk didominasi oleh migrasi sebanyak 2.2 persen, sedangkan 1.2 persen merupakan peristiwa kematian dan kelahiran.


Jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk di Kota Bekasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

 Tabel jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk kota bekasi 2008-2013
Tahun

2013

2012

2011

2010

2009

2008
Jumlah Penduduk

2.523.032

2.448.291

2.376.794

2.334.871

2.176.743

2.128.384

Rata-rata
Pertambahan Penduduk

74.741

71.497

41.923

158.128

48.359

-

78.929
LPP

3

3

2

6.77

2.22

-

3,4
Sumber : BPS Kota Bekasi, 2014

Berdasarkan tabel, jumlah penduduk Kota Bekasi setiap tahunnya selalu bertambah, rata-rata pertambahan penduduk 78.000 orang pertahun dengan laju pertumbuhan penduduk berkisar 3.4 persen. Migrasi merupakan faktor dominan dalam pertumbuhan penduduk di Kota Bekasi, Berdasarkan data dari BPS Kota Bekasi, migrasi seumur hidup sebesar 63,27 persen. “Artinya, setiap 100 orang penduduk Kota Bekasi, 60 orang diantaranya merupakan pendatang atau kelahiran luar Kota Bekasi.”

Kota Bekasi secara administratif berbatasan langsung dengan DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara, mempunyai peranan yang sangat besar dalam menerima dan mendistribusikan barang-barang industri, hasil pertanian dan sebagainya. Sebagaimana kota besar lainnya, Kota Bekasi merupakan pusat kegiatan ekonomi,


sebagai pusat kegiatan ekonomi, di Kota Bekasi terdapat banyak industri dari skala kecil hingga skala besar. Kota Bekasi juga sebagai pusat perdagangan, di kota Bekasi banyak terdapat pusat perbelanjaan seperti supermarket, mall, dan pusat grosir. 

Pesatnya perkembangan Kota Bekasi menjadikan Kota Bekasi magnet yang kuat untuk dijadikan tujuan bermigrasi. Banyak penduduk dari luar Kota Bekasi yang datang ke Kota Bekasi dengan harapan bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya.


Salah satu kantong migran di Kota Bekasi adalah Kecamatan Bantargebang. Berdasarkan data dari Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi, jumlah migran yang tercatat di Kecamatan Bantargebang selalu meningkat setiap tahunnya. Total migrasi nettto dalam 5 tahun terakhir tercatat berjumlah 679 orang.

Jumlah migran di Kecamatan Bantargebang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel Jumlah Migran di Kecamatan Bantargebang
Tahun



2013
2012
2011
2010
2009
Total
Migrasi Masuk



354
335
321
327
312
1649
Migrasi Keluar



198
201
187
194
190
970
Migrasi Netto



156
134
134
133
122
679
Sumber : Kecamatan Bantargebang Dalam Angka, 2010-2014


Berdasarkan tabel, terungkap bahwa jumlah migrasi masuk selalu lebih besar jika dibandingkan dengan migrasi keluar. Angka migrasi masuk ke Kecamatan Bantargebang dalam rentang waktu 5 tahun berjumlah 1649 orang, 

sedangkan angka migrasi keluar pada rentang tahun yang sama berjumlah 970 orang. Tidak mengherankan jika jumlah penduduk Kecamatan Bantargebang selalu bertambah setiap tahunnya, salah satunya berasal dari surplus migran.


Pada kenyataannya, jumlah penduduk yang melakukan aktivitas perpindahan penduduk lebih banyak dari yang tercatat, mengutip pernyataan dari Kepala BPS Kota Bekasi bahwa “migrasi seumur hidup di Kecamatan Bantargebang berjumlah 51,24 persen” (Radar Bekasi, Selasa, 21 Januari 2014). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 100 penduduk di Kecamatan Bantargebang, 51 orang merupakan penduduk kelahiran luar Bekasi.


Berdasarkan orientasi wilayah di Kota Bekasi, Kecamatan Bantargebang termasuk kedalam daerah yang wilayahnya masih berorientasi perdesaan, dimana 60% penggunaan lahannya didominasi oleh pertanian, lahan kosong dan kawasan tidak terbangun. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Bekasi mengkategorikan Kecamatan Bantargebang kedalam Bagian Wilayah Kota tipe 3 dengan arah pengembangan berupa perumahan berkepadatan sedang dan rendah, pertanian, industri dan jasa. 

Berdasarkan arahan pengembangan tersebut Kecamatan Bantargebang tidak memiliki fasilitas pendidikan, hiburan, rekreasi yang lengkap. Namun demikian Kecamatan Bantargebang tetap merupakan daerah tujuan migrasi dari daerah lain.

Keputusan seseorang bermigrasi tidak serta merta terjadi begitu saja, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang migrasi, karena migrasi adalah proses yang menyangkut individual-individual dengan karakteristik ekonomi, sosial, pendidikan dan demografi yang berbeda. 

Tiap-tiap individu mempunyai kebutuhan tertentu untuk dapat dipenuhi, mempunyai aspirasi yang ingin dapat terlaksanakan. Apabila di suatu wilayah kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi maka akan terjadi tekanan pada orang-orang tersebut. Tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang di suatu wilayah akan mengakibatkan tekanan dan hal tersebut akan berujung pada pengambilan keputusan untuk bermigrasi. (Mantra, 2010, hlm.179).

Banyaknya pelaku migrasi yang memilih Kecamatan Bantargebang sebagai daerah tujuan mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai migrasi penduduk ke Kecamatan Bantargebang.




BAB III
PENUTUP




A. Kesimpulan :

Dari pembahasan di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa :

  • Laju pertambahan penduduk Kota Bekasi, menurut Sensus Penduduk 2000, mencapai 3,49 persen. Pertambahan penduduk Kota Bekasi lebih besar disebabkan migrasi. Penyebab tingginya migrasi tidak lain adalah berkembangnya Kota Bekasi menjadi pusat ekonomi dan pusat bisnis. ”Ini disebabkan letak Kota Bekasi yang berada di jalur ekonomi yang dinamis, yakni antara Jakarta dan Jawa Barat,”

  • Rata-rata kenaikan jumlah penduduk di Kota Bekasi mencapai 3.4 persen dari total jumlah penduduk pertahun. Laju pertumbuhan penduduk didominasi oleh migrasi sebanyak 2.2 persen, sedangkan 1.2 persen merupakan peristiwa kematian dan kelahiran.



B.Saran:

  • Melalui makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para pembaca terutama pada pertumbuhan penduduk dan migrasi pada kota bekasi






Sumber:






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BioInformatika

Nama : Fitri Wabula NPM : 52416895 Kelas : 4IA20