Jumat, 13 Januari 2017

Partisipasi politik pemuda di pilkada kabupaten Bekasi




BAB I
PENDAHULUAN




Potensi pemuda untuk masuk ke dunia politik di Indonesia tidaklah kecil. Potensi mereka justru dapat dikatakan besar.Potensi yang besar itu sekarang ini di Indonesia jarang yang dikembangkan dan dibina terus menerus, hal ini terlihat paritisipasi pemuda dalam partai politik masihlah kecil, walaupun ada juga yang ikut dalam partai politik serta berpengaruh terhadap politik di Inonesia.

Partisipasi mereka dalm kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan politik juga masihlah kecil padahal merekalah yang nantinya akan menentukan nasib bangsanya Dunia politik di Indonesia didominasi oleh orang-orang yang lebih tua serta lebih banyak pengalaman dibandingkan dengan orang muda. Orang muda disini dapat dikatakan mereka yang berumur di bawah 25 tahun.

Mereka dianggap kurang berpengalaman untuk ikut serta dalam Mempengaruhi situasi politik di Indonesia, mereka tidak diberi kepercayaan untuk ikut membuat kebijakan-kebijakan dalam organisasi politik yang berpengaruh bagi banyak orang. Orang-orang tua ini yang lebih berpengalaman takut apabila kebijakan-kebijakan yang orang muda buat merugikan banyak pihak.Untuk dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki orang-orang muda dam berpolitik sebaiknya orang-orang muda ini diberi pendidikan politik di sekolah maupun diberi aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan politik.

Hal itu dilakukan agar mereka mendapat pengetahuan lebih tentang politik serta terbiasa dengan hal-hal yang berkaitan dengan politk.Pendidikan maupun aktivitas politik ini mungkin dapat diberikan pada saat SMA atau bahkan SMP agar mereka terbiasa dengan hal-hal yang berkaitan dengan politik sehingga nantinya minat mereka untuk masuk ke dunia politik di masa yang akan datang dan dapat memperbaiki kondisi politik di Indonesia.Orang-orang muda yang terjun dapat memberikan banyak manfaat dalam merubah kondisi politik di Indonesia saat ini yang kurang baik.

Pemikiran-pemikiran mereka yang cerdas serta cara pikir atau pandang mereka yang baik mungkin dapat memperbaiki kondisi politik di Indonesia. Kondisi politik diIndonesia yang saat ini diwarnai dengan golongan elite yang menjadikan politik sebagai tempat untuk mendapatkan kekuasaan dan uang sehingga mereka tidak memikirkan orang lain, yang mereka pikirkan hanyalah mendapat kekuasaan serta uang yang mengakibatkan kepentingan-kepentingan orang lain terlupakan.
Golongan elite dalam dunia politik ini tidak lain adalah orang-orang tua yang yang hanya memikirkan kehidupan mereka dari pada memikirkan kehidupan orang lain. Dengan pemikiran mereka yang cerdas orang-orang muda diharapkan dapat memperbaiki kondisi politik di Indonesia menjadi lebih baik Orang-orang tua yang sudah terlebih dahulu masuk ke dunia politik diharapkan memberikan kepercayaan dan kesempatan pada orang-orang muda agar dapat masuk ke dunia politik di Indonesia. Dengan masuknya orang-orang muda dalam dunia politik di Indonesia diharapkan kondisi politik di Indonesia dapat berubah dan dapat mensejahterahkan kehidupan banyak orang.






BAB II
PEMBAHASAN



“berikan padaku 10 pemuda revolusioner, maka akan ku guncang dunia…” (Soekarno,Proklamator RI)

Menarik ketika membicarakan peran pemuda kaitannya dengan pergulatan politik di tanah air. Sejarah menunjukkan, sejarah bangsa ini tidak lepas dari peran pemuda, khususnya mahasiswa. Telah tercatat dalam sejarah bangsa ini, 6 fase penting pergerakan pemuda. 

Angkatan’08 menjadi awal dari revolusi yang digawangi oleh pemuda dengan lahirnya Budi Utomo. Disusul dengan angkatan’28 dengan Sumpah Pemudanya yang menjadi momentum konsolidasi nasional, kaitannya dengan perjuangan bangsa meraih kemerdekaan. Proklamasi kemerdekaan ’45 pun tidak lepas dari kegigihan pemuda yang “menekan” golongan tua untuk memproklamasikan kemerdekaan RI.

Selain itu, cerita dari angkatan ’66 dengan tumbangnya Soekarno dan lahirnya orde baru, angkatan ’74 dengan peristiwa malarinya, angkatan ’98 yang meruntuhkan Soeharto dengan orde barunya telah menjadi bukti bahwa keberadaan pemuda tidak sebatas dalam ranah advokasi semata. Lebih dari itu pemuda juga terlibat jauh dalam dinamika konstelasi politik nasional.



A. Peran Pemuda dalam Manifestasi Demokrasi terhadap Pemilihan Umum

Ironisnya sebagian besar pemuda sebagai salah satu komponen masyarakat yang memegang peranan dalam menentukan arah kebijakan suatu pemerintahan.menjadi roda penggerak masyarakat, belum menyadari peranan pemilu dalam kehidupan demokrasi. Penyebabnya adalah pemuda belum mengerti arti penting pemilu dalam kehidupan bernegara, sehingga muncul paradoks terhadap esensi pemilu. 

Berbagai fakta ditemukan dalam praktek pelaksanaanya. Mulai dari perubahan cara memilih yang semula dicoblos menjadi dicentang kemudian ukuran surat suara yang terlalu besar seakan-akan menggambarkan bahwa pemilu tidak memudahkan masyarakat untuk menentukan siapa yang akan menjadi pengemban amanah mereka. Hal tersebut semakin menjadi ketika pemuda merasa kecewa karena propaganda yang dielukan oleh politisi ketika berkampanye pada pemilu sebelumnya tak kunjung direalisasikan. Sehingga keikutsertaan pemuda dalam pemilu dapat dikatakan tidak berpengaruh.

Padahal jika mereka mau menelisik lebih dalam mengenai esensi pemilu itu sendiri, mereka akan menemukan peran penting pemilu guna terselenggaranya tatanan pemerintahan yang dinamis. Sebagaimana yang dijabarkan dalam UUD 1945 Pasal 22E ayat 2, “Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.” Sebagai contoh, jika ada sepuluh saja pemuda yang tidak turut serta dalam pemilihan umum, sama artinya dengan membuka peluang sekian persen untuk dipimpin oleh politisi yang tidak diinginkan selama ini.

Dan pemuda yang tidak turut serta dalam pemilihan umum merupakan pemuda yang antipati pada dunia pemilu, politik, kenegaraan, lebih pada pemuda yang tidak mengerti arti demokrasi serta acuh terhadap negerinya. Jika ada pandangan negatif tentang pemilu, politik, perlu adanya pelurusan dan pemahaman ke arah sana. Sehingga melalui pemilihan umum inilah para pemuda dapat mempelajari makna demokrasi yang dilambangkan melalui pemilu.

1Wawasan, Senin, 16 Febuari 2009, hlm

Mengingat tujuan utama pemilu adalah mencari, menentukan pemimpin-pemimpin dalam pemerintahan, maka sebagai insan politik yang menjunjung tinggi tujuan nasional, partisipasi aktif dalam menggunakan hak pilihnya memberikan pengaruh terhadap kelanjutan pemerintahan yang dijalankan oleh wakil mumpuni yang benar-benar pilihan masyarakat luas demi masa depan yang lebih baik

.
Pemilu secara tidak langsung juga meningkatkan kepekaan pemuda dalam situasi politik yang sedang terjadi agar tidak menimbulkan euforia pemilu yang berkelanjutan. Seperti yang sedang terjadi, situasi menjelang pemilu 2009 menunjukkan bahwa pemilu adalah wahana untuk menyuarakan demokrasi secara berlebihan.

Tidak hanya turut aktif dalam menyampaikan aspirasi politik pemuda dalam pemilu namun berpartisipasi dalam mensosialisasikan esensi pemilu itu sendiri kepada pemuda lainnya yang berpandangan sempit tentang pemilu seharusnya dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran politik masyarakat pada umumnya, khususnya pemuda.
Hal ini mengingatkan akan arti dari budaya demokrasi partisipan,yakni budaya politik yang anggota masyarakatnya sangat partisipatif terhadap semua objek politik, yang erat kaitannya dengan demokrasi Pancasila.


Ahmad Zaelani salah satu tokoh pemuda dari Cibarusah melakukan audensi dengan pengurus KPUD Kab Bekasi,senin ( 17/10) di ruang kerja Ketua KPUD Idham Holik bersama beberapa rekan kerjanya yaitu  anggota komisioner Zaki Hilmi, Jajang Wahyudin, dan Novan Andri Purwansjah.

Menurut Ahmad ,sejauh ini dunia politik di mata kaum muda masih di anggap tabu,ribet dan kotor sehingga kalangan muda tidak antusias untuk menggunanakan hak pilih nya ,untuk itulah KOPIDASI hadir untuk menjembatani Gab atau batasan yang selama ini sudah berlangsung ,agar mengajak kembali kaum muda untuk peduli politik dan menjadi pemilih yang cerdas dan realisitis.

“ hadir nya KOPIDASI di saat Pilkada Kab Bekasi untuk menjembatani peranan pemuda di Kab Bekasi yang selama ini beropini negatif tentang politik praktis,sehingga menjadi pemilih muda yang cerdas dan realistis membangun kesadaran politik pemuda, meningkatkan partisipasi pemilih, dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi outputnya adalah menjadikan pemilih cerdas dan rasional, ,” Ujar Ahmad Zaelani.

Sementara itu ,Ketua KPUD Kab Bekasi Idham Holik menyambut baik kedatangan rekan-rekan pemuda yang tergabung dalam KOPDASI ,Dia berharap agar lewat komunitas tersebut kesadaran pemilih pemuda semakin bertambah banyak ,dan tetap independen ,sehingga nilai-nilai demokrasi semakin lebih baik lagi di Kab Bekasi.

“ Saya menyambut baik kehadiran dan kunjungan dari Rekan-rekan pengurus KOPIDASI dan semoga semakin menyadarkan kaula muda untuk pentingnya menjadi pemilih yang cerdas dan realistis .” ujar Ketua KPUD yang masih muda ini. ( edi yp)

 Generasi muda merupakan salah satu representasi pemilih yang memiliki peran besar dalam mengawal jalannya Pilkada Bekasi 2017. Pemuda adalah tumpuan masa depan yang berperan besar dalam momentum  menentukan calon pemimpin daerah.

Oleh karena itu, sebagai kumpulan kaum muda, Komunitas Pemilih Pemuda Bekasi (Kopidasi) melakukan audiensi dengan KPU Kabupaten Bekasi, Senin (17/10) sore. Audiensi tersebut guna mengembangkan gagasan politik kepemudaan.

Ketua Umum Kopidasi, Ahmad Djaelani menilai bahwa konten politik saat ini belum dikemas sesuai karakteristik anak muda. Selain itu, penetrasi politik pun belum menyentuh ruang aktivitas anak muda. “Citra politik masih dinilai kotor dan tabu untuk anak muda,” ujarnya kepada Beritaekspres.com, Rabu (19/10/2016).

Sejatinya, peran pemuda selalu dibutuhkan untuk mengisi kebuntuan politik. Ironinya, imbuh Djaelani, pemuda hari ini masih terlalu elergi dengan dinamika politik lantas menarik diri dari segala perilaku politik yang ada. “Gagasan kami adalah menjembatani gap realitas politik yang rumit dengan realitas anak muda yang simpel dan praktis,” jelas Djaelani.

Djaelani mengungkapkan bahwa gerakan Kopidasi adalah membangun kesadaran politik pemuda, meningkatkan partisipasi pemilih, dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. “Outputnya adalah menjadikan pemilih cerdas dan rasional,” tegasnya.

Adapun, gagasan yang ingin digaungkan oleh Kopidasi adalah menciptakan ruang eksistensi pemuda, memahami karakteristik pemuda, dan pelibatan aktif pemuda dalam pelaksanaan demokrasi elektoral.
“Program yang diusung oleh Kopidasi adalah untuk membangun kesadaran anak muda Kabupaten Bekasi tentang pentingnya pilkada, menumbuhkan rasa ingin terlibat anak muda Bekasi dalam pilkada serta meningkatkan partisipasi anak muda Kabupaten Bekasi,” paparnya.

Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Bekasi, Idham Holik mengapresiasi gagasan yang disampaikan oleh rekan-rekan Kopidasi. Apa yang dilakukan oleh Kopidasi, menurut Idham adalah bentuk partisipasi dan kepedulian pemuda terhadap politik. Ia pun menghimbau kepada rekan-rekan Kopidasi agar tetap teguh dalam menjaga independensi. “Pemuda harus memegang teguh idealisme meskipun terkadang menemui kesunyian,” tandasnya.





BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN




A.    Kesimpulan

  • Partisipasi politik pemuda sangat diperlukan agar kemunculan pemuda dalam keterlibatan politik tidak hanya dengan bermodalkan pembaharuan secara fisik ataupun umur, namun pandangan segar kaum muda yang terefleksikan oleh visi dan misi kepemimpinannya juga harus menunjukkan semangat perubahan. Dengan mengoptimalkan kemunculan kaum muda dalam politik, serta dibarengi oleh sebuah semangat perubahan yang diusung, efektifitas sistem multi partai yang merupakan realitas di Indonesia akan secara utuh terwujud.


  • Kaum Pemuda memiliki kesempatan yang besar untuk meningkatkan partisipasi politiknya. Keberadaam pemuda dalam sepak terjang partai politik dapat pula dianalisa sebagai satu faktor yang berpengaruh. Fenomena tersebut secara umum telah menunjukan bagaimana peran pemuda sebagai salah satu faktor yang cukup berpengaruh dalam kehidupan politik di Indonesia. Langkah pemudaan partisipasi politik oleh pemuda di Indonesia merupakan sebuah urgensi yang harus benar-benar terealisasi.

  • Dengan kemunculan sosok pemuda yang memiliki ideologi jelas yang meliputi sistem politik, demokrasi sosial dan ekonomi pasar sosial dan hal tersebut dapat terjawantahkan secara konsisten, diharapkan akan tercipta sebuah efektivitas sistem multi partai yang merupakan sebuah realitas di Indonesia. Keterlibatan Pemuda secara progresif merupakan perwujudan dari upaya pembangunan semangat kebangsaan yang belandas kepada cita bangsa secara utuk menuju masa depan Indonesia yang membanggakan.



B. Saran


  • Diharapkan kaum muda dapat lebih berpartisipasi dalam pemilihan pilkada agar negara indonesia dapat memiliki pemimpin daerah yang benar-benar peduli terhadap masyarakatnya karena  seperti yang kita ketahui bahwa Pemuda adalah tumpuan masa depan yang berperan besar dalam momentum  menentukan calon pemimpin daerah




Sumber : 


Pemuda dan sosialisasi



A.Pemuda

Pemuda diidentikkan dengan kaum muda yang merupakan generasi bangsa, yang akan menentukan perubahan-perubahan dimasa yang akan datang. Sebagai seorang mahasiswa/mahasiswi kita adalah pemuda yang memiliki intelektual yang dapat berpikir demi perubahan dan kemajuan negara ini.
Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini.

Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.

Princeton mendefinisikan kata pemuda (youth) dalam kamus Webstersnya sebagai “the time of life between childhood and maturity; early maturity; the state of being young or immature or inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a young person”.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemuda adalah sebuah kehidupan yang berdiri direntang masa kanak-kanak dan masa dewasa dimasa inilah seorang pemuda bersifat labil, kontrol emosi dan kstabilan pendirian masih bisa dipengaruh oleh pihak luar. Seorang pemuda mempunyai ciri yang khas yang menggambarkan seperti apa ia terlihat yang menunjukkan kepribadiannya.

Seorang pemuda harus bisa beradaptasi dan bergaul dengan lingkungan disekitarnya. Maksudnya agar tumbuh sikap rasa peduli dan rasa kebersamaan didalam dirinya. Lihatlah dizaman sekarang teknologi yang berkembang telah disalahgunakan seolah-olah globalisasi telah memberi efek buruk pada generasi muda. Individualisme itulah yang terjadi pada pemuda zaman sikap peduli pada lingkungan sekitar menurun drastis.

Contoh umum jika ada kerja bakti dilingkungan sekitar banyak pemuda yang bermalas-malasan untuk ikut serta dalam kegiatan ini lebih memilih bermain dirumah atau memainkan android,iphone atau apalah itu . Pemuda seperti apa ini!

Dalam kehidupannya seorang pemuda dituntut dapat bersosialisasi dengan masyarakat lainnya. Proses sosialisasi pemuda didefinisikan proses yang membantu individu melalui belajar dan penyesuaian diri. Proses sosialisasi sebenarnya berawal dari dalam keluarga. Melalui proses sosialisasi, individu (pemuda) akan terwarna cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya dengan proses sosialisasi, individu menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya

.Sesuai dengan pepatah lama “semakin banyak dilihat semakin banyak dirasa”. Jadi pengalaman adalah hal yang dibutuhkan seorang pemuda bisa bertindak dan mengasah pola pikirnya untuk perubahan yang akan datang.

Pengalaman adalah hal yang sangat penting dalam menunjang kemajuan pola pikir seorang pemuda.Pemuda dituntut kreatif inovatif dan korporatif (kerjasama”dalam hal baik”). Semakin banyak ia bergaul dengan orang lain maka semakin banyak pengalaman yang ia peroleh. Ia dikenal banyak orang dan mendapat banyak sekali akses dari orang disekitarnya ditambah dengan etika dan kepribadiannya yang baik, siapapun pasti menyukai sosok pemuda seperti ini. Kemudian kita bandingkan dengan pemuda yang bersifat individualisme, kikuk ditengah masyarakat,kaku dan tidak mampu mengaplikasikan manfaat dirinya akan terbuang ditengah kehidupan.

Kondisi yang masih labil membuat pemuda sering hanyut dengan berbagai pergaulan untuk itu berhati-hatilah memilih teman bergaul. Diperlukan pertahanan yang kuat agar tidak terjerumus kedalam kegelapan akibat pergaulan bebas yang sangat membahayakan generasi muda. Banyak contoh-contoh menunjukkan pemuda atau generasi zaman sekarang rusak, mulai dari video porno SMA, Sex bebas SMP.Mau jadi apa generasi seperti ini.Bukannya memperbaiki kondisi bangsa sekarang malah menambah beban yang ada.

Peran pemuda sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Seorang pemuda dituntut dapat merubah keadaan kearah yang lebih baik bukannya memperburuk keadaan atau merusak tatanan yang telah ada. Calon-calon pemimpin yang akan datang, tokoh masyarakat atau bahkan menjadi panutan untuk orang lain.

Kilas balik sejarah bangsa kita Indonesia. Bukan fisik atau senjata menjadi tonggak awal kita merdeka tapi karena adanya inisiatif atau kesadaran para pemuda zaman perjuang waktu itu kita merdeka.Adanya sikap revolusioner dan motivasi diri maka pemuda saat itu bisa membawa negara kita mencapai kemerdekaan. Berdirinya Bung Tomo telah menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan rakyat indonesia. Ini artinya bahwa pemuda mampu menggapai apapun dan mampu membuat sebuah perubahan yang luar biasa. Bung tomo adalah organisasi perkumpulan pemuda yang pertama, lalu semangatnya telah memotivasi pemuda-pemuda lain sehingga terbentuklah organisasi pemuda-pemuda yang lain seperti jong java,jong sumatera, maupun jong-jong lainnya.

Dalam sebuah pidatonya, Soekarno pernah mengorbakan semangat juang Pemuda apa kata Sukarno “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia”. Begitu besar peranan pemuda di mata Sukarno, jika ada sembilan pemuda lagi maka Indonesia menjadi negara Super Power.

Pemuda adalah sesuatu yang luar biasa, seperti yang telah dibicarakan sebelumnya walaupun emosi yang sangat labil tapi pemuda memiliki kelebihan-kelebihan yang menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik berupa perubahan sosial maupun kultural dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri Perubahan. Tetapi sering kali informasi yang diterima tidak melalui seleksi yang ketat sehingga seorang pemuda mudah terbawa arus dan pengaruh media massa yang ada.


Kesimpulannya adalah bahwa seorang pemuda harus memiliki jiwa dan sikap metal yang bisa membawa ia menciptakan sebuah iklim perubahan kearah yang lebih baik dan memiliki kemampuan sosialisasi ditengah kehidupan dimasyarakat agar ia mampu memecahkan sebuah polemik dan mampu beradaptasi dengan kehidupan sosialnya.



B.Sosialisasi

Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya. Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli


Charlotte Buhler

Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.


Peter Berger

Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.


Paul B. Horton

Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.


Soerjono Soekanto

Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.

a) Proses sosialisasi
Istilah sosialisasi menunjuk pada semua factor dan proses yang membuat manusia menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah orang kain. Proses sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya.

Dari proses tersebut, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain atau mengikuti norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi.

b) Media Sosialisasi
• Orang tua dan keluarga
• Sekolah
• Masyarakat
• Teman bermain
• Media Massa.

c) Tujuan Pokok Sosialisasi

• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di      masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum
.
Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. 

Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya gar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.

Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya dengan sistem sosial. Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya.

Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu prosuk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian :

Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya, ida disayangi, baik budi dan dapat dipercaya

Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial
Bertitik tolak dari pengertian pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari umur 10 tahun dalam lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, dan jalur organisasi formal atau informal untuk berperan sebagai mahluk sosial, mahluk individual bagi pemuda.



Sumber :






Jumat, 06 Januari 2017

Pertambahan penduduk dan migrasi seperti penduduk di kota/kabupaten Bekasi



BAB I
PENDAHULUAN



A.  Latar Belakang
          


Kota Bekasi terkenal dengan kesemrawutan lalu lintas dan kemacetan yang terjadi setiap hari. Juga padatnya lahan perumahan dan pertokoan. Bantargebang yang bermasalah sebagai TPA sampah warga DKI Jakarta, padahal Bantargebang bisa dibilang menjadi urat nadi perekonomian kota. Kota Bekasi menjadi kota yang supersibuk karena selain harus melayani warga dari daerah sendiri juga dari wilayah-wilayah yang mengelilinginya seperti DKI Jakarta, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bekasi.


Usianya sebagai kota otonom memang belum lama, baru lima tahun pada 10 Maret 2002. sebelumnya Kota Bekasi berstatus sebagai Kecamatan Bekasi yang kemudian menjadi kota administratif (Kotif) tahun 1982 di bawah Kabupaten Bekasi.


Perkembangan Kota Bekasi sudah terlihat sewaktu masih berstatus sebagai kecamatan dan kota administratif. Jumlah penduduk Bekasi kian membengkak karena migrasi penduduk dari luar. Misalnya pada tahun 2000 laju pertumbuhan penduduk Kota Bekasi yang 5,18 persen, sebanyak 3,68 persennya adalah laju pertumbuhan migrasi. Sayangnya penyebaran penduduk tidak merata di seluruh wilayah.





BAB II
PEMBAHASAN



1. Pertambahan pendududuk

Laju pertambahan penduduk Kota Bekasi, menurut Sensus Penduduk 2000, mencapai 3,49 persen. Pertambahan penduduk Kota Bekasi lebih besar disebabkan migrasi. Penyebab tingginya migrasi tidak lain adalah berkembangnya Kota Bekasi menjadi pusat ekonomi dan pusat bisnis.
”Ini disebabkan letak Kota Bekasi yang berada di jalur ekonomi yang dinamis, yakni antara Jakarta dan Jawa Barat,” kata pengamat dari Universitas Islam 45 Bekasi, Harun Al Rasyid. 

”Kota Bekasi berkembang pesat karena terimbas perkembangan Jakarta yang sudah mencapai titik jenuh,” ujar Harun.

Di pihak lain, tingginya laju pertambahan penduduk Kota Bekasi menimbulkan beragam persoalan bagi Kota Bekasi. Mulai dari masalah kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, sampai transportasi, pendidikan dan kesehatan, serta interaksi sosial masyarakat.

Sampai akhir 2007, jumlah keluarga prasejahtera di Kota Bekasi tercatat sebanyak 20.448 keluarga, atau bertambah 1.700 keluarga dibandingkan dengan tahun 2006.

Begitu pula persoalan pengangguran. Hingga tahun 2006 masih terdapat 187.944 orang di Kota Bekasi yang menganggur dan sebanyak 43.742 orang lainnya sedang mencari kerja.
Persoalan juga tampak pada maraknya kasus kriminalitas di wilayah Kota Bekasi

Sosiolog dari Universitas Islam 45 Bekasi, Andi Sopandi, mengatakan," Kota Bekasi mendapat sorotan kurang menguntungkan akibat tingginya kasus kejahatan yang terjadi di wilayah ini."



A. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

                                


Sejak awal tahun 2000-an pertumbuhan penduduk Kota Bekasi mengalami sedikit penurunan dibandingkan periode tahun 1990-an. 

Pada awal tahun 1990- an laju pertumbuhan penduduk Kota Bekasi masih sekitar 6,29%   sedangkan pada awal tahun 2000 menjadi 5,19% dan pada tahun 2003 sebesar 4,79%, namun demikian persebaran penduduk di Kota Bekasi masih belum merata.

Dengan jumlah penduduk Kota Bekasi pada tahun 2003 mencapai 1.845.005 jiwa yang terdiri dari 930.143 jiwa penduduk laki-laki dan 914.862 jiwa penduduk perempuan, 

sebagian besar adalah penduduk di kecamatan Bekasi Utara. Padahal kecamatan yang terluas wilayahnya adalah kecamatan Bantargebang.

Jumlah penduduk di kecamatan Bekasi Utara sebesar 236.303 jiwa kemudian kecamatan Pondok Gede sebesar 232.110 jiwa. Sementara Kecamatan Jatisampurna memiliki jumlah penduduk paling sedikit yaitu 103.952 jiwa.


Tabel jumlah penduduk menurut jenis kelamin 2003                                             
NO

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kecamatan

Pondok Gede
Jati Sampurna
Jati Asih
Bantar Gebang
Bekasi Timur
Rawa Lumbu
Bekasi Selatan
Bekasi Barat
Mewdan Satria
Bekasi Utara
TOTAL
Laki-Laki

117.016
52.406
90.260
80.850
103.426
87.049
95.666
112.023
72.317
119.130
930.143
Perempuan

115.094
51.546
88.778
79.521
101.724
85.619
94.095
110.183
71.129
117.173
914.862
Jumlah

232.110
103.952
179.038
160.371
205.150
172.668
189.761
222.206
143.446
236.303
1.845.005














Sumber: BPS Kota Bekasi 2003

B.Sebaran dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk Kota Bekasi adalah 1.845.005 jiwa, menempati area seluas 210,49 km2. Jadi, kepadatan penduduk rata-rata Kota Bekasi adalah 7.780 jiwa per km2. Jika ditinjau per kecamatan, kepadatan tertinggi di Kecamatan Bekasi Timur, yaitu 15.707 jiwa per km2, dan terendah di Kecamatan Jatisampurna yaitu 3178 jiwa per km2

Berikut ini adalah tabel kepadatan penduduk pada setiap kecamatan di Kota Bekasi.


Tabel luas wilayah, jumlah dan kepadatan penduduk kota bekasi 2002                                                                                                                                                  
NO

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
KECAMATAN    
               
Bekasi Timur
Bekasi Barat
Bekasi Selatan
Bekasi Utara
Rawalumbu
Pondok Gede
Jatiasih
Jatisampurna
Bantar Gebang
Bekasi Satria
TOTAL
LUAS (Km²)

13,49
18,89
14,96
19,65
15,67
24,37
24,49
22,48
41,78
14,71
210,49
Jumlah penduduk

211.893
219.548
158.571
209.029
141.058
238.246
134.540
71.440
134.540
122.545
1.637.610
Kepadatan penduduk

15.707
11.622
10.599
10.637
9.002
9.776
5.493
3.178
3.220
8.331
7.780















Sumber: BPS Kota Bekasi 2002

C.Tenaga kerja


Jumlah penduduk Kota Bekasi yang berumur 10 tahun ke atas adalah sebanyak 1.322.063 jiwa. Dari jumlah tersebut, yang merupakan angkatan kerja sebanyak 720.697 jiwa atau 54,51%, dan yang bukan angkatan kerja sebanyak 601.366 jiwa atau 45,49%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.


Tabel jumlah penduduk berumur 10 tahun keatas menurut jenis kegiatan
No

1.



2.
Jenis Kegiatan

Angkatan Kerja
- Bekerja
- Mencari Pekerjaan

Bukan Angkatan Kerja
- Sekolah
- Mengurus Rumah Tangga
- Lainnya
Jumlah
Penduduk

720.697
625.184
95.513

601.366
304.342
265.366
31.658
1.322.063
Persentase

54,51
47,29
7,22

45,49
23,02
20,07
2,39
100,00
 Sumber: BPS Kota Bekasi 2003

Jumlah angkatan kerja di Kota Bekasi yang berjumlah 720.697 jiwa, terbagi dalam dua kategori     yaitu 625.184 jiwa berstatus bekerja dan sisanya, 95.513 jiwa berstatus pencari kerja.

Dari 625.184 jiwa yang bekerja, terbagi dalam berbagai lapangan usaha. Jumlah terbesar bekerja pada sektor jasa-jasa, sebanyak 188.435 jiwa atau 30,14%, disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran sebanyak 148.260 jiwa atau 23,71%, baru kemudian disusul sektor-sektor lainnya. 

Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk yang bekerja, menurut lapangan usaha.


Tabel jumlah penduduk berumur 10 tahun keatas bekerja menurut lapangan usaha tahun 2003
No


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Lapangan Usaha


Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan/Konstruksi
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Pengangkutan
Bank dan Lembaga Keuangan
Jasa-jasa
Lainnya
Jumlah
Jumlah    Penduduk


17.839
5.085
121.752
12.229
62.313
148.260
56.071
15.654
188.435
546
625.184
Presentase


2,37
0,81
19,47
1,96
9,97
23,71
8,97
2,50
30,14
0,10
100,00
  
Sumber: BPS Kota Bekasi 2003


2. Migrasi

Migrasi adalah salah satu fenomena penduduk yang dipelajari dalam studi geografi. Migrasi merupakan salah satu dari tiga faktor dasar yang mepengaruhi pertumbuhan penduduk. 

Migrasi dapat meningkatkan jumlah penduduk apabila jumlah penduduk yang masuk ke suatu daerah lebih banyak daripada jumlah penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut. Sebaliknya, migrasi dapat mengurangi jumlah penduduk jika jumlah penduduk yang masuk ke suatu wilayah lebih sedikit daripada jumlah penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut. 

Telaah migrasi secara regional dan lokal sangat penting, berkaitan dengan densitas atau kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata. Ketidakmerataan ini antara lain di sebabkan faktor pendorong dan penarik bagi orang-orang yang bermigrasi. (Munir, 2010, hlm.133). 


Berdasarkan Sensus Penduduk (SP) tahun 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010 tidak satu provinsi pun yang tidak mengalami migrasi penduduk, baik migrasi masuk maupun migrasi keluar.
Migrasi dapat didefinisikan sebagai perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain, baik sifatnya permanen (bertempat tinggal di tempat yang baru paling sedikit 340 hari) atau semi permanen (hanya tinggal selama 15 hari dihitung dari awal kepindahannya ke tempat tersebut), yang melewati batas administratif atau batas bagian dalam suatu negara atau daerah atau juga melampaui batas politis atau batas negara. (Pratiwi, 2007, hlm.2).

Kota memegang peranan penting dalam perkembangan masyarakat, kota menjadi wadah kegiatan manusia, karena memiliki fasilitas yang lengkap dalam memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan sosial, pendidikan dan ekonomi. Oleh sebab itu, fenomena migrasi dari desa ke kota muncul di berbagai kota besar. Lebih spesifik lagi adalah terjadinya migrasi yang cukup besar menuju Kota Bekasi, yang struktur ekonominya berbasis pada sektor-sektor industri.


Kota Bekasi merupakan salah satu Kota di Propinsi Jawa Barat yang menarik banyak migran dari daerah lain. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bekasi Alexander Zulkarnain, mengatakan wilayah Kota Bekasi tiap tahun menjadi tujuan bagi para pendatang baru usai Lebaran. 

Rata-rata kenaikan jumlah penduduk di Kota Bekasi mencapai 3.4 persen dari total jumlah penduduk pertahun. Laju pertumbuhan penduduk didominasi oleh migrasi sebanyak 2.2 persen, sedangkan 1.2 persen merupakan peristiwa kematian dan kelahiran.


Jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk di Kota Bekasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

 Tabel jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk kota bekasi 2008-2013
Tahun

2013

2012

2011

2010

2009

2008
Jumlah Penduduk

2.523.032

2.448.291

2.376.794

2.334.871

2.176.743

2.128.384

Rata-rata
Pertambahan Penduduk

74.741

71.497

41.923

158.128

48.359

-

78.929
LPP

3

3

2

6.77

2.22

-

3,4
Sumber : BPS Kota Bekasi, 2014

Berdasarkan tabel, jumlah penduduk Kota Bekasi setiap tahunnya selalu bertambah, rata-rata pertambahan penduduk 78.000 orang pertahun dengan laju pertumbuhan penduduk berkisar 3.4 persen. Migrasi merupakan faktor dominan dalam pertumbuhan penduduk di Kota Bekasi, Berdasarkan data dari BPS Kota Bekasi, migrasi seumur hidup sebesar 63,27 persen. “Artinya, setiap 100 orang penduduk Kota Bekasi, 60 orang diantaranya merupakan pendatang atau kelahiran luar Kota Bekasi.”

Kota Bekasi secara administratif berbatasan langsung dengan DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara, mempunyai peranan yang sangat besar dalam menerima dan mendistribusikan barang-barang industri, hasil pertanian dan sebagainya. Sebagaimana kota besar lainnya, Kota Bekasi merupakan pusat kegiatan ekonomi,


sebagai pusat kegiatan ekonomi, di Kota Bekasi terdapat banyak industri dari skala kecil hingga skala besar. Kota Bekasi juga sebagai pusat perdagangan, di kota Bekasi banyak terdapat pusat perbelanjaan seperti supermarket, mall, dan pusat grosir. 

Pesatnya perkembangan Kota Bekasi menjadikan Kota Bekasi magnet yang kuat untuk dijadikan tujuan bermigrasi. Banyak penduduk dari luar Kota Bekasi yang datang ke Kota Bekasi dengan harapan bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya.


Salah satu kantong migran di Kota Bekasi adalah Kecamatan Bantargebang. Berdasarkan data dari Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi, jumlah migran yang tercatat di Kecamatan Bantargebang selalu meningkat setiap tahunnya. Total migrasi nettto dalam 5 tahun terakhir tercatat berjumlah 679 orang.

Jumlah migran di Kecamatan Bantargebang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel Jumlah Migran di Kecamatan Bantargebang
Tahun



2013
2012
2011
2010
2009
Total
Migrasi Masuk



354
335
321
327
312
1649
Migrasi Keluar



198
201
187
194
190
970
Migrasi Netto



156
134
134
133
122
679
Sumber : Kecamatan Bantargebang Dalam Angka, 2010-2014


Berdasarkan tabel, terungkap bahwa jumlah migrasi masuk selalu lebih besar jika dibandingkan dengan migrasi keluar. Angka migrasi masuk ke Kecamatan Bantargebang dalam rentang waktu 5 tahun berjumlah 1649 orang, 

sedangkan angka migrasi keluar pada rentang tahun yang sama berjumlah 970 orang. Tidak mengherankan jika jumlah penduduk Kecamatan Bantargebang selalu bertambah setiap tahunnya, salah satunya berasal dari surplus migran.


Pada kenyataannya, jumlah penduduk yang melakukan aktivitas perpindahan penduduk lebih banyak dari yang tercatat, mengutip pernyataan dari Kepala BPS Kota Bekasi bahwa “migrasi seumur hidup di Kecamatan Bantargebang berjumlah 51,24 persen” (Radar Bekasi, Selasa, 21 Januari 2014). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 100 penduduk di Kecamatan Bantargebang, 51 orang merupakan penduduk kelahiran luar Bekasi.


Berdasarkan orientasi wilayah di Kota Bekasi, Kecamatan Bantargebang termasuk kedalam daerah yang wilayahnya masih berorientasi perdesaan, dimana 60% penggunaan lahannya didominasi oleh pertanian, lahan kosong dan kawasan tidak terbangun. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Bekasi mengkategorikan Kecamatan Bantargebang kedalam Bagian Wilayah Kota tipe 3 dengan arah pengembangan berupa perumahan berkepadatan sedang dan rendah, pertanian, industri dan jasa. 

Berdasarkan arahan pengembangan tersebut Kecamatan Bantargebang tidak memiliki fasilitas pendidikan, hiburan, rekreasi yang lengkap. Namun demikian Kecamatan Bantargebang tetap merupakan daerah tujuan migrasi dari daerah lain.

Keputusan seseorang bermigrasi tidak serta merta terjadi begitu saja, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang migrasi, karena migrasi adalah proses yang menyangkut individual-individual dengan karakteristik ekonomi, sosial, pendidikan dan demografi yang berbeda. 

Tiap-tiap individu mempunyai kebutuhan tertentu untuk dapat dipenuhi, mempunyai aspirasi yang ingin dapat terlaksanakan. Apabila di suatu wilayah kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi maka akan terjadi tekanan pada orang-orang tersebut. Tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang di suatu wilayah akan mengakibatkan tekanan dan hal tersebut akan berujung pada pengambilan keputusan untuk bermigrasi. (Mantra, 2010, hlm.179).

Banyaknya pelaku migrasi yang memilih Kecamatan Bantargebang sebagai daerah tujuan mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai migrasi penduduk ke Kecamatan Bantargebang.




BAB III
PENUTUP




A. Kesimpulan :

Dari pembahasan di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa :

  • Laju pertambahan penduduk Kota Bekasi, menurut Sensus Penduduk 2000, mencapai 3,49 persen. Pertambahan penduduk Kota Bekasi lebih besar disebabkan migrasi. Penyebab tingginya migrasi tidak lain adalah berkembangnya Kota Bekasi menjadi pusat ekonomi dan pusat bisnis. ”Ini disebabkan letak Kota Bekasi yang berada di jalur ekonomi yang dinamis, yakni antara Jakarta dan Jawa Barat,”

  • Rata-rata kenaikan jumlah penduduk di Kota Bekasi mencapai 3.4 persen dari total jumlah penduduk pertahun. Laju pertumbuhan penduduk didominasi oleh migrasi sebanyak 2.2 persen, sedangkan 1.2 persen merupakan peristiwa kematian dan kelahiran.



B.Saran:

  • Melalui makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para pembaca terutama pada pertumbuhan penduduk dan migrasi pada kota bekasi






Sumber:






BioInformatika

Nama : Fitri Wabula NPM : 52416895 Kelas : 4IA20